Jurnal7.com|Bandung – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus memperkuat sistem mitigasi bencana, terutama di wilayah Bandung Utara yang memiliki kontur curam dan risiko longsor tinggi.
Hal ini disampaikan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, dalam Siskamling Siaga Bencana edisi ke-45 di Kelurahan Ciumbuleuit, Senin 1 Desember 2025.
Ciumbuleuit merupakan salah satu kelurahan dengan tingkat kerawanan yang kompleks.
Data Laci RW menunjukkan adanya kejadian rumah ambruk, dua insiden pohon tumbang, hingga potensi longsor di beberapa RW.
Temuan ini beririsan dengan laporan langsung warga dalam forum Siskamling, menjadikan kegiatan tersebut tidak hanya ajang keamanan lingkungan, tetapi juga menjadi momen identifikasi risiko dan percepatan respons Pemkot.
Dalam forum tersebut, Farhan menerima laporan adanya tumpukan sampah di RW 01 akibat keterbatasan pengolahan sampah.
Selain itu, RW 09 melaporkan 14 titik longsor pada tahun sebelumnya serta akses air bersih yang terbatas.
Menanggapi laporan itu, Farhan memastikan kesiapannya untuk turun langsung memeriksa titik-titik rawan.
“Kami akan survei nanti ke TPS sama Buruan SAE ini seperti apa. Juga ke titik longsor,” ujarnya.
Permasalahan pohon tua yang keropos di RW 04 dan RW 05 juga menjadi perhatian.
Farhan menginstruksikan agar pelaporan dilakukan secara resmi agar dapat ditangani sesuai prosedur.
“Begitu ada pohon yang terlihat mengkhawatirkan, lapor dulu ke lurah. Lurah bersama camat harus gerak cepat. Jangan potong sendiri karena ada aturannya,” katanya.
Dialog dengan PDAM Tirtawening juga mengungkap kondisi cakupan layanan air di Ciumbuleuit yang baru mencapai 37 persen, dengan tingkat kebocoran pipa mencapai 46 persen.
Farhan mengungkapkan, Pemkot sedang melakukan langkah negosiasi dan perencanaan jangka menengah untuk memperbaiki suplai air di kawasan dataran tinggi.
“Kami sedang negosiasi agar kebutuhan air warga bisa terpenuhi,” kata Farhan.
Selain air bersih, Farhan juga memberikan instruksi cepat untuk perbaikan infrastruktur dasar seperti PJU. Ketika menerima laporan tujuh PJU dan tiga PJL yang tidak berfungsi, ia meminta, penanganan harus dilakukan sangat segera.
“Pak RW, pastikan malam ini harus sudah diperbaiki. Jika tidak menyala, langsung telepon staf saya. Saya akan tindak langsung,” katanya.
Pemkot Bandung kini mengembangkan mekanisme baru untuk memastikan tindak lanjut yang lebih cepat dan terukur.
Farhan menyampaikan, seluruh perintah dan laporan dalam Siskamling akan dicatat, diawasi, dan dipantau setiap pekan.
“Semua perintah dari Wali Kota tadi dicatat. Setiap hari Jumat dirapihkan, hari Sabtu dicek apakah sudah dilaksanakan atau belum. Itu bagian dari pengawasan,” ujarnya.
Dengan memadukan dialog langsung antara warga, analisis Laci RW, serta sistem pelaporan berjenjang, Siskamling Siaga Bencana menjadi deteksi dini bencana dan audit infrastruktur di permukiman Bandung Utara.
Pemkot Bandung menilai model ini dapat menjadi pola baru dalam penanganan risiko wilayah, terutama bagi kecamatan yang memiliki kontur ekstrem dan kepadatan tinggi.





Komentar