Jurnal7,Bandung
Dansektor 21 Satgas Citarum Kolonel Inf Yusep Sudrajat bersama jajaran Sektor 21 Satgas Citarum Subsektor 21-7 terus memburu dan menelusuri sumber polusi air yang menghitamkan Sungai Cisangkuy yang merupakan anak Sungai Citarum yang membentang mulai dari Pangalengan, Kabupaten Bandung.
Karena selama musim kemarau, aliran Sungai Cisangkuy maupun Sungai Citarum kerap terlihat hitam yang diduga kuat berasal dari zat kimia
Kolonel Inf Yusep Sudrajat sejak beberapa waktu lalu melaksanakan sidak ke beberapa pabrik yang berpotensi membuang limbahnya ke cucu dan anak Sungai Citarum tersebut, baik yang melewati Sungai Cibabakan maupun Sungai Citalugtug.
Diantaranya yang kedapatan membuang limbah berwarna gelap adalah PT Adetex yang lubang pembuangan limbahnya dilokalisir oleh jajaran Satgas Citarum Sektor 21.
Pada hari, Kamis (18/10/2018), awak media berkesempatan ikut bersama-sama jajaran Sektor 21 Satgas Citarum Subsektor 21-7, yang dipimpin Serka Rohdiana, untuk menelusuri sumber-sumber yang diduga sebagai pencemar Sungai Cisangkuy.
Penelusuran mulai dari Cipaku, Desa Tarajusari, Kecamatan Banjaran. Air sungai disitu (Citalugtug) dilihat dari jembatan Cipaku tampak normal. Namun kata tokoh masyarakat setempat, Bambang Arifin (54), yang juga warga asli desa tersebut mengungkapkan saat ditemui wartawan, sungai itu diwaktu tertentu berwarna hitam.
Terlebih jika yang disebutnya leuwi itu airnya mengalir cukup deras yang menimbulkan seperti pusaran di tikungan sungai.
Tempat-tempat yang dicurigai sebagai lokasi lubang siluman limbah beberapa kali sudah dilakukan pemeriksaan dan dibongkar oleh Satgas yang bersinergi dengan warga.
“Dulu sungai ini sering menjadi tumpuan warga untuk menambah ekonomi keluarga. Terutama dengan menambang pasir,” kata Bambang kepada wartawan. Namun usaha-usaha dari warga itu, kata Bambang, mulai berkurang bahkan terhenti sejak beroperasionalnya pabrik disekitar pemukimannya.
“Semenjak ada pabrik yang mengeluarkan limbah, warga sudah mengurangi aktifitasnya di sungai,” ungkapnya.
Warga masyarkat berterima kasih pada bapak-bapak TNI yang hadir membantu sungai kembali bersih.
“Kami membantu TNI membongkar titik-titik yang dicurigai sebagai lubang siluman limbah.
Sebagai putra daerah, saya tau persis lubang itu tidak ada, tetapi mudah-mudahan saya benar. Yang menghitamkan Sungai Cisangkuy itu berasal dari tumpukan zat kimia di dasar sungai.
Hitam itu karena endapan atau reaksi kimia yang tercampur di air, bukan siluman,” urai Bambang Arifin mengungkapkan pendapatnya.
“Yang jelas kita siap membantu aparat yang serius menangani persoalan ini,” tegas Bambang.
Dikesempatan yang sama, Dansubsektor 21-7 Serka Rohdiana menjelaskan, pihaknya tidak akan berhenti mencari sumber-sumber pencemaran sungai. “Karena kalau dari Cipaku, Tarajusari ini hitam, pasti ke Cisangkuy juga hitam. Tolak ukur kita dari Jembatan Waas,” ujarnya.
Seusai memantau kondisi air sungai di jembatan Cipaku, dilanjutkan dengan memeriksa aliran sungai di Jembatan Waas. Tampak air sungai disini sekitar pukul 15.00 mulai berwarna hitam. Lalu tim mulai kembali menyusuri sungai mulai dari TPU Sirnaraga Cipaku hingga Jembatan Waas.
Dari hasil penelusuran, selain dari endapan, aliran air warna gelap ini diduga muncul dari rembesan dalam tanah tepi sungai.
Komentar